Media : Bisnis Indonesia
Halaman : I5 (Properti), Section Level 1
Tanggal : Friday, January 22, 2010
Penulis : A. Dadan Muhanda
Tone : Neutral
Summary :
JAKARTA: Pemerintah terus mengkaji secara matang rencana kepemilikan properti oleh asing, karena perlindungan bagi warga Indonesia tetap diperlukan.
---------------
Kepemilikan properti untuk asing terus dikaji
JAKARTA: Pemerintah terus mengkaji secara matang rencana kepemilikan properti oleh asing, karena perlindungan bagi warga Indonesia tetap diperlukan.Vlenteri Perumahan Rakyat Suha rso Monoarfa mengharapkan kepe rnilikan properti bagi warga asing di Indonesia nantinya tidak mendo rong apartemen menjadi barang in restasi berlebihan yang bersifat sp karena harganya akan na ik tidak terkontrol.
Oleh sebab itu, katanya, kepemilikan properti bagi asing tetap harus dibatasi secara ketat. Produk proper- ti sebagai barang investasi dan dilepas ke pasar secara terbuka be -potensi menjadi ajang spekulasi.
'Jangan sampai jadi ajang spekulasi sehingga dapat mendorong harganya naik tidak terkontrol. Ini yang terjadi di Dubai, warga asing yang membeli properti bukan untuk dihuni, tetapi barang investasi yang berlebihan," katanya saat berkunjung ke redaksi Bisnis, kemarin.
iuharso menuturkan Kemenpera sa igat mendukung rencana perpanja tgan hak milik properti bagi warga negara asing. Namun, rencana itu masih dikaji secara matang.
Warga asing yang membeli properti juga kemungkinan diwajibkan untuk tinggal. Pembatasan Iainnya adalah pembelian properti oleh asing harusnya dilarang menggunakan kredit perbankan nasional, agar Indonesia bisa menarik dana asing ke dalam negeri secara maksimal.
Properti Jateng
Sementara itu DPD Persatuan Perusahaan Rea lestat Indonesia (REI) Jateng berharap pemerintah segera merealisasikan izin kepemilikan asing atas properti di Indonesia. Hal itu dinilai merupakan langkah awal menggairahkan pasar apartemen mewah di wilayahnya.
Ketua DPD REI Jateng Sudjadi mengakui pasar properti di Semarang ataupun Jateng secara umum masih belum potensial bagi peminat asing.
"Kalau kepemilikan asing diperbolehkan, ini kan bisa menggerakkan pasar properti kelas premium karena daya beli dan kultur masyarakat Jateng masih sulit diandalkan untuk itu," katanya kemarin.
Dia menjelaskan jangankan apartemen mewah, pembangunan rumah susun sederhana baik milik maupun sewa (rusunami/rusunawa) di Jateng sulit direalisasi. Penyebabnya selain daya beli masyarakat Jateng yang belum menjangkau, juga kuatnya kultur Jawa.
"Kultur ini membuat masyarakat lebih berminat membeli rumah landed house meski kondisi fisiknya lebih sederhana," tambahnya.
Sudjadi mengakui pengembang memiliki keuntungan bila membangun rusunami karena diperbolehkan KPR inden. Artinya KPR (kredit pemilikan rumah) konsumen bisa dikucurkan meski bangunan belum jadi.
Pasar apartemen di Jateng sebenarnya potensial, a.l. bisa dilihat dari larisnya apartemen Solo Paragon. Namun, menurut dia, untuk lebih menggairahkannya memang dibutuhkan stimulus, misalnya, melalui kepemilikan asing tersebut.
Dia optimistis tahun ini pasar properti di Jateng kembali bergairah setelah 2 tahun berturut-turut terkena dampak krisis.
"Setidaknya melalui pameran Expo REI kita bisa.menjual di atas 100 unit rumah tiap pelaksanaannya. Tahun lalu total hanya bisa terjual 310 unit dari empat kali pameran. Expo REI pertama tahun ini akan digelar 4-15 Februari," ujarnya. (K44)
Kepemilikan Properti Untuk Asing Terus Dikaji
20:29 | Labels: Economy |
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment