http://www.terrasys.biz |
Halaman : 2 (Makro Ekonomi), Section Level 1
Tanggal : Friday, January 22, 2010
Penulis : AGUST SUPRIADI & DEWI ASTUTI
Tone : Neutral
Summary :
JAKARTA: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mampu mencapai 6% pada tahun ini menyusul rencana penambahan belanja dalam APBN-P.
Revisi belanja dorong laju ekonomi
Perubahan asumsi kurs rombak postur anggaran
JAKARTA: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mampu mencapai 6% pada tahun ini menyusul rencana penambahan belanja dalam APBN-P.
Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, mengatakan faktor yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari sisi belanja pemerintah, tetapi juga perbaikan kondisi pasar dan ekonomi dunia.
"Target kita dalam APBN 2010 kan 5,5%, tapi bisa masuk dalam kisaran 5,5% hingga 6%," ujarnya seusai peluncuran Indonesian Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery (IMDF), kemarin.
Seperti diketahui, pemerintah berencana melakukan percepatan penyesuaian APBN 2010 untuk mengakselerasi kerja kabinet. Rencana percepatan perubahan APBN 2010 mencakup penambahan belanja subsidi energi dan nonenergi serta berbagai pos prioritas lainnya.
Konsekuensinya, defisit anggaran akan meningkat sekitar Rp28,6 triliun dan Rp98 triliun (1,6% PDB) menjadi sekitar Rp128,7 triliun atau setara dengan 2,2% PDB. Empat asumsi makro yaitu harga minyak, nilai tukar rupiah, inflasi dan SB1 3 buIan juga akan diubah.
Adapun untuk asumsi pertumbuhan ekonomi belum diindikasikan akan diubah. Ketika ditanya apakah kisaran 5,5%-6% akan dimasukkan sebagai asumsi pertumbuhan ekonomi yang baru di APBN-P 2010, Lukita menolak untuk berkomentar. Joachim von Amsberg, Country Director Bank Dunia di Indonesia, menilai kontribusi peningkatan belanja terhadap pertumbuhan ekonomi akan bergantung pada karakteristik belanja pemerintah itu sendiri.
Di satu sisi, jika defisit yang lebih besar dipakai untuk membiayai investasi berkualitas tinggi, lebih mungkin berkontribusi positif ke pertumbuhan. "Jika belanja cligunakan untuk membiayai peningkatan belanja subsidi, kontribusinya sangat kecil," jelasnya kepada Bisnis.
Perubahan kurs
Pemerintah memperkirakan rencana perubahan asumsi nilai tukar menjadi Rp9.500/US$ dari Rp10.000/US$ akan mengubah seluruh postur anggaran, meliputi belanja, penerimaan, dan utang negara. Menkeu Sri Mulyani Indrawati
mengatakan biaya pembayaran utang juga akan berubah karena mengikuti pergerakan valas. "Kita lihat nanti, tetapi yang jelas seluruh postur pasti Akan berubah," ujar dia, Rabu ma'am. Akan tetapi, pemerintah belum melakukan kajian seputar penghematan pembayaran utang akibat perubahan asumsi kurs ini. "Nanti akan kita lihat berapa pinjaman yang jatuh tempo dari currency asing, yang kemudian dikonversi ke denominasi rupiah." - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementeiian Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan pada tahun lalu terjadi penghematan anggaran Rp15,8 triliun seiring penguatan rupiah dan menurunnya pembayaran bunga utang. Untuk tahun ini, pemerintah belum menghitung potensi penghematan yang mungkin terjadi dari sisi biaya pembayaran utang. "Asumsi kurs barn akan dimutakhirkan, jadi kami belum mau berspekulasi berapa penurunannya," ujar dia.
0 comments:
Post a Comment