Revisi Belanja Dorong Laju Ekonomi

19:26 | Labels: |

http://www.terrasys.biz
Media : Bisnis Indonesia
Halaman : 2 (Makro Ekonomi), Section Level 1
Tanggal : Friday, January 22, 2010
Penulis : AGUST SUPRIADI & DEWI ASTUTI
Tone : Neutral
Summary :
JAKARTA: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mampu mencapai 6% pada tahun ini menyusul rencana penam­bahan belanja dalam APBN-P.


Revisi belanja dorong laju ekonomi
Perubahan asumsi kurs rombak postur anggaran

JAKARTA: Badan Perencanaan Pemba­ngunan Nasional (Bap­penas) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mampu mencapai 6% pada tahun ini me­nyusul rencana penam­bahan belanja dalam APBN-P.

Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappe­nas, mengatakan faktor yang da­pat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari sisi belanja pemerintah, tetapi juga perbaikan kondisi pasar dan ekonomi dunia.

"Target kita dalam APBN 2010 kan 5,5%, tapi bisa masuk dalam kisaran 5,5% hingga 6%," ujar­nya seusai peluncuran Indonesian Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery (IMDF), kemarin.

Seperti diketahui, pemerintah berencana melakukan perce­patan penyesuaian APBN 2010 untuk mengakselerasi kerja ka­binet. Rencana percepatan per­ubahan APBN 2010 mencakup penambahan belanja subsidi energi dan nonenergi serta ber­bagai pos prioritas lainnya.

Konsekuensinya, defisit ang­garan akan meningkat sekitar Rp28,6 triliun dan Rp98 triliun (1,6% PDB) menjadi sekitar Rp128,7 triliun atau setara de­ngan 2,2% PDB. Empat asumsi makro yaitu harga minyak, nilai tukar rupiah, inflasi dan SB1 3 bu­Ian juga akan diubah.

Adapun untuk asumsi pertum­buhan ekonomi belum diindika­sikan akan diubah. Ketika dita­nya apakah kisaran 5,5%-6% akan dimasukkan sebagai asumsi pertumbuhan ekonomi yang baru di APBN-P 2010, Lukita menolak untuk berkomentar. Joachim von Amsberg, Country Director Bank Dunia di Indonesia, menilai kontribusi peningkat­an belanja terhadap pertumbuhan eko­nomi akan bergan­tung pada karakteris­tik belanja peme­rintah itu sendiri.

Di satu sisi, jika de­fisit yang lebih besar dipakai untuk mem­biayai investasi ber­kualitas tinggi, lebih mungkin berkontri­busi positif ke per­tumbuhan. "Jika belanja cligunakan untuk membi­ayai peningkatan belanja subsidi, kontribusinya sangat kecil," jelas­nya kepada Bisnis.

Perubahan kurs

Pemerintah memperkirakan rencana perubahan asumsi nilai tukar menjadi Rp9.500/US$ dari Rp10.000/US$ akan mengubah seluruh postur anggaran, meli­puti belanja, penerimaan, dan utang negara. Menkeu Sri Mulyani Indrawati

mengatakan biaya pembayaran utang juga akan berubah karena mengikuti pergerakan valas. "Kita lihat nanti, tetapi yang jelas seluruh postur pasti Akan ber­ubah," ujar dia, Rabu ma'am. Akan tetapi, pemerintah be­lum melakukan kajian seputar penghematan pembayaran utang akibat perubahan asumsi kurs ini. "Nanti akan kita lihat berapa pinjaman yang jatuh tempo dari currency asing, yang kemudian dikonversi ke deno­minasi rupiah." - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementeiian Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan pada ta­hun lalu terjadi penghematan anggaran Rp15,8 triliun seiring penguatan rupiah dan menurun­nya pembayaran bunga utang. Untuk tahun ini, pemerintah belum menghitung potensi peng­hematan yang mungkin terjadi da­ri sisi biaya pembayaran utang. "Asumsi kurs barn akan dimu­takhirkan, jadi kami belum mau berspekulasi berapa penurun­annya," ujar dia.

0 comments:

Post a Comment

Text Widget

Only search in this site

Text Widget